Menikmati Sejuknya Air Kolam Japakeh di Kaki Gunung Mata Ie

Segarr ! Menikmati Sejuknya Air Kolam Japakeh di Kaki Gunung Mata Ie Tanpa Bayar

Hari Minggu merupakan hari libur, di mana orang-orang pada umumnya berkreasi setelah seminggu lelah bekerja, tujuan rekreasinya pun berbeda-beda tergantung minat dan interest masing-masing, baik itu ke pantai, ke gunung ataupun tempat-tempat rekreasi yang membuat pengunjung fresh dengan wahananya. 

Pun dengan kami, Eks Mahasiswa Bahasa Inggris UIN Ar Raniry Angkatan 2010 (yang nulis masih mahasiswa) , Sudah lama kami tidak berkumpul setelah masing-masing dari kami mencoba membuka lembaran baru pasca menyandang status sarjana. Walaupun penulis sendiri masih bergelut dengan dunia kampus yang alhamdulillah masih diberi kesempatan sampai semester 13. Ah, sudah lupakan saja cerita kuliah !

Tujuan kami hari itu adalah Pemandian Kolam Japakeh, entah iya itu namanya karena ini bukan tempat resmi hanya kolam tampungan air untuk persawahan warga. Yang letaknya di bawah kaki gunung Mata Ie. Kalau jarak ditempuh dari arah ibu kota saya kurang tahu pastinya, karena saya tidak menghitungnya, berhubung ini perdana jadi penulis tidak mencatat data yang detail, tapi akan saya jelaskan dari mana arah yang bisa kita tempuh. 

Jadi begini ceritanya. 

Pagi itu, setelah kami berkomunikasi via Grup Whatapps, kami sepakat memilih titik temunya di Mesjid  Jami' Darul Imarah, Lampeunerut Aceh Besar. Salah satu teman kami sudah menunggu disana. Kemudian, saya pun menyusulnya. Detik berganti detik, akhirnya datang satu lagi. Setelah menunggu 5 menit lagi, akhirnya yang lain tak kunjung datang. Kami memutuskan untuk langsung bergerak walaupun hanya 3 orang. 
Sebelumnya, kami membeli bekal seadanya, karena menurut penuturan kawan yang sudah ke sana sebelumnya, disana tidak ada kedai yang menjual cemilan, snack ataupun air mineral. Kami pun langsung bergerak menuju ke tempat tujuan. Dari Mesjid tadi kami langsung tancap gas ke arah Gampong Lampeuneun (Lampeuneurut), Sebelum masuk Gampong Lampeuneueun akan berjumpa dengan bundaran yang ada sekolah SD entah MIN disampingnya, Sebelah kiri ke arah Sibreh kalau sebelah kanan lurus ke Gampong Lampeuneun tadi, yang kita pilih adalah sebelah kanan lurus, kemudian jalan terus hingga berjumpa lagi dengan bundaran, yang sebelah kanannya menuju Mata Ie, ke arah perumahan Personil Anggota Rindam Mata Ie, yang kita tuju adalah sebelah kirinya  lurus, kalau [saya tidak salah] nama Gampong di bundaran tersebut Gampong Denong. Kemudian langsung ambil jalan lurus, ikuti saja jalannya. 

Nah, sekitar 1,5 KM dari bundaran tadi, Jangan lupa mampir bertanya ke warga sekitar arah masuk menuju ke kolam renang japakeh tadi. Pasalnya, si kawan masuk ke arah yang kami tuju menggunakan jalan pintas kebun warga, jalannya sudah tidak beraspal lagi, jalan batu. Saya pun sudah lupa jalan masuknya, makanya saran saya silakan berhenti bertanya ke orang sekitar. 
 
Segarr ! Menikmati Sejuknya Air Kolam Japakeh di Kaki Gunung Mata Ie Tanpa Bayar
ini dia jalan pintas dibawa sama sikawan/photo. acehlens.redmi3
Lebih detailnya, tanya saja jalan menuju ke Sekolah Nurul Fikri, sekolah yang baru dibangun bersistem boarding school. Kami pun masuk melalui sekolah tersebut, kemudian ke belakangnya (asrama tsb) tembus ke arah sekolah Nurul Fikri yang putrinya, kami masuk via asrama putra tembusnya ke kawasan putrinya. kemudian disitu ada jalan yang sudah teraspal sedikit, ikuti saja jalannya lurus terus jalan belok sana sini, kemudian akan terlihat beberapa rumah warga dan komplek dan jalannya sudah tak teraspal lagi alias berbatu. 

Segarr ! Menikmati Sejuknya Air Kolam Japakeh di Kaki Gunung Mata Ie Tanpa Bayar
ini dia jalannya. /dok. acehlens


Kemudian, telusuri saja jalannya yang sedikit berliku. Dan, jangan lupa berhenti kalau sudah berjumpa dengan jembatan kecil “gorong-gorong” kemudian maju sekitar 7 langkah silakan belok kiri, disitu akan ada sedikit tanah lapang kemudian masuk saja ke kebun sebelah kanannya, memang ada jalan masuk sedikit ke arah kolam tersebut. Bagi yang belum pernah pergi, agak sedikit sulit mengetahui bahwa itu jalan masuknya, karena tidak ada tanda-tanda berbentuk tulisan. Biasanya akan terdengar suara anak-anak yang sedang mandi disitu. Telusuri suaranya pasti ketemu tempatnya.

Nah, sampailah kami di tempatnya.
Segarr ! Menikmati Sejuknya Air Kolam Japakeh di Kaki Gunung Mata Ie Tanpa Bayar
ini kolamnya. yang kiri kelas dewasa/dok. acehlens.redmi3

Ternyata sudah ada orang yang mandi sekitar 20 orang anak-anak dan orang dewasa distu yang sudah, sedang mandi yang lebih duluan datang.
Saya  pribadi pertama sekali melihat kolamnya kurang tertarik, bagi saya tidak ada yang istimewanya. Tapi berbeda dengan kawan saya tadi. Dia sangat antusias ingin segera melepas pakaiannya dan meloncat ke kolam tersebut.

Saya pun mengeluarkan HP android Redmi 3, mengabadikan anak-anak yang sedang mandi, kemudian kawan saya 2 orang tadi,,, brummm masuk ke kolamnya. Saya pun mengabadikan mereka.

Mereka bersikeras mengajak saya untuk segera mandi, saya masih belum tertarik. Saya terus melihat, mengobservasi, alam sekitar.

Melihat mereka seperti sangat menikmati dengan airnya sesekali mereka bercengkrama dengan anak-anak yang sedang mandi. Akhirnya saya pun terbuka hati untuk melucuti pakaian resmi saya menggantinya dengan celana pendek yang sudah saya siapkan di dalam tas.

Tak mau berlama-lama lagi, saya pun terjun ke kolam tersebut. Wah, ternyata baru saya tahu istimewa kolamnya. Ternyata oh ternyata segar nan sejuknya air kolam ini yang membuat kawan saya ngotot pergi ke sini.

Disini ada dua kolam, yang satu dalamnya sekitar 3,5 m kurang lebih, dan satunya 1,5 m kalau tidak salah saya. Pokoknya dengan tinggi saya sekitar 170 cm masih bisa berdiri didalamnya, tapi jangan coba-coba kolam sebelahnya. Kami bertiga dan anak-anak yang masih sekolah SD tadi bermain di kolam 1,5m meter tadi berhubung skill renang saya masih belum pro. Kemudian di sekelilingnya pohon-pohon yang rindang dan sebelahnya kaki gunung Mata Ie.


Sambil mandi, saya memulai percakapan dengan anak-anak kecil tadi yang ilmu renangnya luar biasa pro banget. Saya tanya dari mana asal mereka, kemudian dari mana tahu tempat ini. Sebahagian dari mereka ada yang berasal dari kampung tersebut, ada juga yang berasal dari Sibreh. Saya pun menghimpun beberapa informasi dari mereka yang tentunya tidak terlalu akurat.

Saya bertanya tentang siapa pemilik kolam dan lahannya. Salah satu dari mereka menunjuk ke salah satu remaja yang sedang mandi di kolam yang paling dalam tadi, dari bodynya anak tersebut terlihat  masih duduk di bangku SMA, karena dia mandi menggunakan celana trening SMA yang sudah pudar tulisannya, saya pun mendekatinya, ternyata dia pun tidak terlalu tahu mengenai kolam ini, katanya ini sudah lama di bangun. Saya pun sedikit meragukan bahwa dia pemiliknya. Ya sudahlah, saya pun tidak lagi berusaha bertanya ke orang-orang sekitar . Saya pun melanjutkan “ latihan nyelam” di kolam1,5 m tadi.

Lanjut cerita, kami pun berhenti mandi sejenak, sambil makan cemilan yang kami bawa tadi, kami bagikan sealakadarnya kepada anak-anak tadi sambil berbicara menanyakan masalah sekolah mereka. Dan kami turut mengingatkan mereka untuk menjaga kebersihan kolam agar tidak membuang sampah sembarangan.

 Kemudian beberapa anak mandi lagi, saya pun mengeluarkan Canon 60 D untuk mengabadikan mereka mandi, ada beberapa anak menunjukkan kebolehannya bersalto dalam air. Satu-satu saya abadikan, kemudian mereka ramai-ramai menghampiri saya untuk melihat hasilnya. Ternyata mereka sangat bahagia, untuk mereka masih kecil ga minta file soalnya.

Segarr ! Menikmati Sejuknya Air Kolam Japakeh di Kaki Gunung Mata Ie Tanpa Bayar
salah seorang anak kecil sedang menunjukkan kebolehannya/ dok. acehlens


Waktupun berlalu. Azan pun berkumandang dari kampung sebelah [kayaknya], entah dari mana sumber suara azan tersebut saya kurang tahu. Anak remaja SMA tadi sudah bergegas melaksanakan shalat di kolam tersebut yang ada semennya, hamparan persegi seperti itu, kebetulan agak kurang airnya disitu. Setelah mereka shalat kami pun shalat disitu. Kemudian kami bersantai sejenak, anak-anak tadi pun bergegas untuk pulang ke rumah, sepertinya mereka sudah lapar, berbeda dengan kami yang sudah kenyang dengan cemilan.
 
Segarr ! Menikmati Sejuknya Air Kolam Japakeh di Kaki Gunung Mata Ie Tanpa Bayar
si kawan sedang shalat. dimanapun kamu berada, tempatkan Allah selalu di hati. 
Setelah 30 menit bersantai, datang lagi rombongan lain, kali ini anak-anak berseragam bola, rupanya mereka baru siap tanding bola. Kebetulan saya kenal dengan salah satu dari mereka, mantan siswa saya di madrasah. Kemudian dia menghampiri kami sambil menyalami satu persatu. Rupanya mereka dari MAN Model Banda Aceh baru siap main bola. Saya pun tidak terlalu banyak bertanya kepada dia mengenai alasan kenapa pergi ke kolam ini, karena yang jelas mereka mau mandi.
 Kemudian datang lagi beberapa anak yang lain, kali ini berseragam pemain basket gitu, soalnya di tangan mereka ada bola basket. Ada juga beberapa anak sekitar 4 orang sepertinya bukan kelompok  anak basket tadi, tapi di HP mereka ada stiker IQ (Dayah Insan Qur’ani).


          Jam pun menunjukkan pukul 14.30 WIB, badan saya sudah mulai panas. Kami pun sepakat untuk masuk lagi ke kolamnya. Kali ini berbeda, kolam yang kami coba adalah kolam yang lebih dalam tadi, walaupun dengan sedikit tidak percaya diri dengan kemampuan berenang, saya pun memberanikan diri. Ternyata 2 kawan saya tadi juga tidak terlalu mahir dalam berenang, karena bermodal nekat tadi, ya sudahlah. Rupanya mandi di tempat yang lebih dalam itu lebih mengasyikkan walaupun high risk.

          Tiba-tiba datang anak-anak yang setelah kami tanya dari Kampung Mulia Banda Aceh sekitar 3 orang mandi di kolam dewasa tadi, wah dalam hati saya “ berani betul anak-anak ini” ternyata oh ternyata si anak yang body lumayan sehat itu sangat ahli dalam berenang, dia ibarat pelampung soalnya, dengan berat badan yang ia miliki tidak tenggelam, bahkan nyelam lagi. Kami sempat mengkhawatirkan, kami coba ingatkan mereka untuk mandi di kolam sebelah, tapi mereka tetap mandi di kolam dewasa tadi.


Tepat jam 15.00 WIB teman kami dari Lhoknga datang, dia membawa gorengan untuk kami. Alangkah baiknya si kawan. Padahal kami di memesannya. Itulah persahabatan. Lumayan juga makan gorengan yang hangat-hangat gitu sambil mandi. Kami mengajaknya ikut mandi, ternyata dia tidak bawa seragam mandi, katanya malas mandi.

Setelah makan gorengan, kami melanjutkan mandi. Di sela-sela asyik mandi tiba-tiba terdengar suara dentuman sejata, ternyata personil Rindam sedang latihan menembak. Uhh... pikir kontak senjata kayak masa konfilik.  Kemudian kami membuat lomba berenang kecil-kecilan di kolam dewasa tadi. Tak disangka saya memenangi lomba tersebut, mungkin mereka berdua sudah cukup lelah, soalnya mereka berdua lebih duluan mandi dari pada saya.


Singkat cerita, kami pun sudah mulai letih, kemudian mulai datang 2 anak muda membawa bungkusan pakaian kotor. Dalam hati saya “ sepertinya mereka mau nyuci ini,wah. udah tercemar airnya” ternyata benar mereka mau nyuci. Tapi meskipun sedikit tercemar air dikolam ini terus mengalir ke irigasi dibawah kolah tersebut. Jadi lumayan bersih lah airnya, karena mereka pun nyuci di kolah sebelah, kelas anak kecil 1,5 m tadi. Kemudian selang beberap menit, datang lagi 2 orang ibu untuk nyuci baju kotor juga. Kami pun mulai malas mandi.
Lalu, saya mengambil HP android tadi plus tongsis, saya mau mengabadikan beberapa foto sebelum meninggalkan tempat ini. Saya pun menuju ke sebatang pohon besar yang sudah tumbang jatuh ke arah kolam kelas anak kecil tadi. Dari fisik pohon tersebut, seperti sudah lama tumbangnya, tapi masih kokoh pohonnya. Saya diberitahukan oleh orang disitu bahwa  di ujung pohon itu ada mata air sumber air kolam tersebut. Tapi saya tidak berani mengecek secara detailnya, karena memang air disitu tidak pernah habis meskipun ia mengalir. Tapi menurut penuturan salah salah satu abang-abang yang sedang mandi, walaupun ada mata air, volume air di kolam ini bisa habis juga,karena ini musim hujan makanya banyak air katanya.  
Segarr ! Menikmati Sejuknya Air Kolam Japakeh di Kaki Gunung Mata Ie Tanpa Bayar
lokasi mata airnya/dok. acehlens

Jadi, kalau anda mau kemari, pastikan di musim hujan seperti saat ini, kan sayang jauh-jauh datang eh tiba-tiba kolamnya kosong ga ada airnya.
Setelah puas mengabadikan gambar tadi, kami pun bergegas untuk segera pulang, karena jam pun sudah menunjukkan pukul 15.40 WIB.
Habislah ceritanya.

Menurut saya, tempat ini lumayan indah, kalau ada pihak yang mengelolanya, soalnya kami lihat para pengunjung kurang peka terhadap kebersihan, kemudian tidak ada kedai lagi. Mungkin karena kolam itu, hanya kolam biasa, jadi warga disitu mungkin tidak mau menjadikannya ladang bisnis.

Sekian saja !

#info tambahan : menurut IG wisata aceh lokasi kolam renang japakeh ini nama desanya : 

Desa Lhang, Darul Kamal, Kabupaten Aceh Besar, Aceh.

https://www.instagram.com/p/BLx0JRbjxoE/?taken-by=wisataaceh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kalau Kamu Ke Aceh Selatan, Jangan Lupa Mampir Disini, Ada Jus Nipah Pertama di Indonesia

72 Tahun RI, Kerja Bersama Menyebar Inspirasi Untuk Negeri