Tatha Rayhan, Kisah Film Sang Pemimpi Di Dunia Nyata
"Masa
muda. Masa yang berapi-api."
Ucap pria
berambut gimbal,bersegaram putih abu-abu yang berdiri di tengah ruangan kelas
yang berukuran 4x4 meter persegi.
Ungkapan yang
dikutip dari penggalan lirik lagu karya Rhoma Irama ini mendadak membuat seisi
ruangan kelas yang berada di salah satu sekolah di Bengkulu Timur ini dengan
penuh tawa. Bahkan, sebagian dari siswa memukul meja sembari memegang perutnya.
Pria tersebut adalah Viki Setiawan. Pemeran tokoh "Ikal" di dalam
film yang berjudul "Sang Pemimpi".
Film yang
disutradarai oleh Riri Riza ini menceritakan tentang dua anak dari Bengkulu
Timur yang mempunyai cita-cita melanjutkan pendidikannnya hingga ke Negara
Menara Eifel. Francis. Arai dan Ikal menjadi tokoh utama di dalam film yang
diproduseri oleh Mira Lesmana ini.
Beragam
tantangan dilewati oleh mereka berdua untuk melanjutkan pendidikannya. Dimulai
dengan menjadi kuli pembawa ikan hingga menjadi salah satu pegawai di kantor
pos.
Sempat putus
asa di karenakan kepergian sahabatnya. Arai,yang diperankan oleh Ariel Noah.
Membuat ikal menguburkan impiannya ke Francis. Namun,semangatnya kembali
bangkit kala ia mengingat usahanya sedari SMA. Ia pun kembali berjuang.
" Untung
tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak". Ikal dan Arai pun kembali
dipertemukan sebagai salah satu peserta yang berhasil lulus untuk menempuh
pendidikan di Negara Perancis.
Cerita fiksi
karya Andrea Hirata ini tidak hanya terjadi di dunia mimpi. Tapi juga terjadi
di kisah nyata. Adalah Tathahira dan Rayhan Izzati Basith. Sepasang sahabat
karib yang berteman walaupun mempunyai latar belakang budaya yang berbeda.
Tathahira merupakan pria yang lahir dari kota naga,Tapak Tuan,Aceh Selatan.
Sedangkan Rayhan merupakan wanita yang lahir di Ibu kota Aceh,Banda Aceh.
Lulus sebagai
Mahasiswa Tarbiyah English(TEN) pada Fakultas Tarbiyah UIN Ar-Raniry pada tahun
2010 menjadi awal perkenalan mereka. Latar belakang penguasaan Bahasa Inggris
yang cukup handal membuat mereka cukup dikenal di kalangan mahasiswa TEN
lainnya.
Noufrizal,salah
satu teman seletingnya mengatakan jika pribadi Tathahira dan Rayhan ini
merupakan panutan bagi teman-teman lainnya.
"Mereka
berdua diibaratkan seperti pinang yang dibelah dua. Sama-sama mempunyai pikiran
yang cerdas dan sangat berambisi untuk mewujudkan keinginannya."
Rayhan & Tatha di Autralia | Photo via Instagram |
Kuliah di dua
kampus yang berbeda,sempat membuat mereka tidak akrab di karenakan harus
berpindah unit. Selain menempuh pendidikan Bahasa Inggris di UIN
Ar-Raniry,Tathahira juga pernah tercatat sebagai Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Jurusan Akutansi Unsyiah sedangkan Rayhan mengambil konsentrasi Pendidikan
Bahasa Inggris di Unsyiah. Namun,di karenakan beberapa alasan. Tathahira
memilih untuk fokus kuliah di kampus UIN Ar-Raniry.
Memasuki
semester tujuh pada tahun 2013. Himpunan Mahasiswa Jurusan(HMJ) Bahasa Inggris
atau lebih dikenal dengan sebutan EDSA(English Department Student Assosiation)
melakukan sayembara pemilihan Calon Ketua HMJ Bahasa Inggris (lebih dikenal
dengan sebutan Presiden Edsa). Sayembara yang dipimpin langsung oleh Presiden
Edsa periode 2012-2013,Khairul Azmi. Ini melahirkan dua calon presiden dari
leting 2010. Wildan Sani Rasyid dan Tathahira.
Setelah
ditunjuk sebagai calon,Wildan dan Tathahira secara bergantian memasuki seluruh
ruang kelas mahasiswa Bahasa Inggris. Visi misi diutarakan oleh mereka berdua. Tak
lama setelah itu,pemilihan calon presiden pun dilaksanakan. Wildan terpilih
sebagai Presiden Edsa dan Tathahira sebagai Sekretaris Jenderal(Sekjen) Edsa.
Tak hanya mereka berdua,Rayhan Izzati Bassith dipilih sebagai Bendahara Edsa.
Intensitas
pertemuan yang terlalu sering di ruang EDSA sejak dipercayakan menjadi
pengurus. Membuat hubungan Tathahira dan Rayhan menjadi sangat dekat. Tak ayal
banyak orang yang menganggap mereka telah menyatukan jalinan kasih mereka di
dalam satu ikatan yang lebih serius.
"Mereka
dulu cukup dekat. Saya sangat setuju jika mereka menjadi sepasang kekasih.
Mereka pasangan yang saling melengkapi" ujar Noufrizal.
Tak lama
memangku jabatan penting di organisasi mahasiswa,mereka terpaksa harus
disibukkan oleh Program Praktik Lapangan(PPL) dan Kuliah Pengabdian
Masyarakat(KPM) Kesibukan ini sempat membuat intensitas pertemuan mereka
menjadi jarang.
Sepulangnya
dari KPM. Kisah kasih mereka kembali terajut. Skripsi membuat mereka menjadi
pelanggan tetap di sudut kantin Aljami'ah UIN Ar-Raniry. Sayangnya,Tathahira
tak seberuntung Rayhan. Rayhan berhasil menyelesaikan gelar Sarjana Pendidikan
Islam pada tahun 2014 dan berhasil meraih gelar mahasiswa bahasa inggris
terbaik.
"Pembimbing
saya dengan Tatha sama. Kami susah tuk jumpai pembimbing,makanya Tathahira
tidak menyelesaikan skripsinya." Kata Noufrizal.
Pada bulan
Februari 2015,Tathahira pun berhasil menyamai gelarnya dengan Rayhan. Selain
itu,ia juga terpilih sebagai Mahasiswa Terbaik TEN pada wisuda yang dilaksanakan
di penghujung bulan Februari tersebut.
Setelah
lulus,mereka tak lantas berdiam diri. Melanjutkan pendidikan keluar negeri
menjadi cita-cita. Beragam jenis beasiswa pun mereka ikuti. Tekanan yang cukup
kuat sempat membuat Tathahira menjadi surut. Namun,semangat yang diberikan oleh
Rayhan membuat Tatha menjadi kembali termotivasi.
Alhasil.
Alumni Terbaik TEN ini pun berhasil lulus beasiswa LPDP dan berhak melanjutkan
master di Monash University,Australia. Tathahira mengambil konsentrasi Master
of Education of Digital Learning dan Rayhan mengambil konsentrasi Master of
Applied Linguistic.
Photo Via Instagram | Jangan Baper Baca Captionnya YA. |
Pada tahun
2016 Tathahira pun mengikat Rayhan dalam ikatan suci pernikahan.
"Segeralah
berkarya,jangan lalai akan hal-hal yang sia sia. Berbakti kepada orang tua dan
menjadi manusia yang bermanfaat terhadap manusia lainnya. Tetap menjadi
"down - to - earth" person,karena orang yang pintar banyak,so just be
yourself. Di atas langit masih ada langit." Pesan Tatha untuk pemuda
Aceh.
Tak mau kalah
dengan suaminya,Rayhan juga mengajak seluruh pemuda Aceh agar jangan malas dam
tidak duduk di warung kopi tanpa tujuan yang jelas.
"Yang
paling penting,taat kepada Allah dan berbakti kepada orang tua. Karena semua
kesuksesan yang akan dicapai berkat doa orang tuamu yang dikabulkan oleh
Allah."Tutup Rayhan.
Semoga cerita mereka berdua dapat menginpirasi anak muda Indonesia, dan ini salah satu bukti The of Power of Nikah Muda. Rezeki Allah selalu terbuka bagi mereka yang berusaha. Mereka dapat dihubungi via Instagramnya instathahira dan rayhanbasith
____________
Writer : Nofrizal, Kontributor acehlens.com ,Mahasiswa MJC XIII, Alumni TEN 2010
Editor : Syafrizal Elselatany
Komentar
Posting Komentar