Cahaya Surga Dari Dayah Darul Muttaqin
ACEHLENS.COM
- Tiga hari yang lalu, tepatnya pada hari Senin, (29/05/2017). Ratusan anak-anak
tak lagi berdiri menghadap arah tiang bendera. Mereka juga tak mengenakan
seragam dan sepatu hitam lagi. Penampilan mereka semuanya berubah. Topi yang
berlambangkan Tut Wuri Handayani yang biasa di gunakan oleh siswa laki-laki
saat mengikuti upacara kini berganti dengan peci hitam. Pakaian merah putih
berubah menjadi baju koko dan sarung. Tak hanya itu saja, tas yang dulunya
dipenuhi oleh beragam buku pelajaran kini hanya menyisakan sebuah Alquran saja.
Tak berbeda jauh dengan siswa perempuan. Mukena putih menjadi penutup tubuh
mungil mereka semenjak hari itu.
Tak
hanya dari segi pakaian saja. Mereka yang dulunya pergi ke sekolah yang
berbeda-beda. Kini harus di satukan di bawah satu atap Balai Pengajian. Dayah
Darul Muttaqin. Begitulah nama tempat pengajian yang disematkan oleh pendirinya
Tengku Abdullah beserta istrinya Ummi Syukriah Yunus. Tak ada fasilitas seperti
kursi dan meja. Tiga balai berwarna putih dan sedikit polesan warna hijau
dibagian bawah balai berukuran 8x4 meter persegi tersebut menjadi pelindung
tubuh mereka dari sengatan panas matahari dan dinginnya air hujan.
Namun,
kurangnya fasilitas tak lantas membuat penghafal quran cilik tersebut tak
bersemangat. Walaupun harus duduk beralaskan papan. Pandangan mereka tak luput
dari Alquran yang dipangku di atas kedua paha mereka. Mulut berkomat kamit
melafadzkan satu persatu ayat yang telah mereka hafal. Secara bergiliran mereka
menyetorkan hafalan kepada ustadz yang duduk tepat di depan mereka. Begitulah
aktifitas santri Dayah Darul Muttaqin setiap harinya pada bulan ramadhan ini.
Meskipun tidak didampingi oleh orang tua selama kurang lebih 25 hari, mereka
tetap khusyu’ menghafal Alquran dari setelah salat subuh hingga malam hari
setelah salat tarawih.
Pada
bulan ramadhan tahun ini. Balai pengajian yang terletak di Gampong Lam Ujong,
Kecamatan Baitussalam, Kabupaten Aceh Besar tersebut untuk pertama kalinya menggelar
program menghafal Alquran yang bertemakan “Gampong Quran Ramadhan”. Berkerja
sama dengan SMP PKPU, program ini sukses melirik ratusan anak-anak yang berasal
dari gampong tersebut maupun dari desa tetangga setempat.
“Alhamdulillah.
Program pertama ini kita sudah menerima sebanyak 136 Anak. Anak-anak tersebut
berasal dari segala umur. Dimulai dari umur 4 sampai dengan 17 tahun,” Ujar
Ummi Syukriah pada Acehlens yang berkunjung ke balai pengajian tersebut pada
siang kemarin. Rabu,(31/05/2017).
Ummi,
begitulah sapaan akrab santrinya. Telah memasang pengumuman tentang Gampong
Quran Ramadhan ini sekitar sebulan sebelum Ramadhan. Ia mengakui, tak lama setelah pengumuman tersebut
ditempelkan di beberapa sekolah. Ratusan orang tua langsung mendaftarkan
anaknya sebagai peserta penghafal Alquran yang akan berlangsung dari tanggal 28
Mei hingga 23 Juni 2017.
Ummi
mengakui dirinya sangat menyayangkan jika balai pengajiannya harus menutup
pendaftaran lebih cepat dikarenakan jumlah peserta yang terlalu banyak serta
tidak didukung oleh jumlah Ustaz yang memadai.
“Sebelumnya
kami semua tidak menduga jika program pertama ini banyak peminatnya. Balai
pengajian Darul Muttaqin hanya mempunyai 10 Ustadz. Sebagian dari Ustadz
merupakan guru tahfidz di SMP PKPU. Setiap ustadz membimbing 13 anak. Jika kami
terima banyak anak, takutnya hasilnya tidak akan maksimal,”Jelas Ummi.
Ummi
juga mengatakan jika aktifitas mereka sehari-hari selama berada di Gampong
Quran Ramadhan hanya fokus untuk menghafal Alquran saja. Dari setelah salat
subuh hingga selesai salat tarawih
“Untuk
saat ini. Hafalan anak-anak bervariasi. Ada yang baru 1 juz, ada juga yang
sudah 12 Juz. Anak kita yang sudah 12 juz itu bernama Aisya Fadhila,” Jelas
Ummi.
“Mereka
semuanya nginap di dayah selama kurang lebih 25 hari. Untuk santri lelaki
mereka tidur di balai, sedangkan untuk santri perempuan mereka tidur di tiga
kamar yang telah disediakan,” Tutup Ummi.
**
Balai
pengajian Dayah Darul Muttaqin didirikan pada tahun 2001. Pada saat itu,
lokasinya terletak di atas tanah meunasah Gampong Lam Ujong. Setelah Tsunami,
Balai pengajian tersebut dipindahkan di samping kediaman Tengku Abdullah dan
Ummi Syukriah Yunus. Sejak berdirinya, Balai pengajian ini telah menorehkan
beragam prestasi. Di tingkat kecamatan maupun di tingkat nasional. Balai
pengajian Darul Muttaqin pernah tercatatat sebagai penghasil penghafal quran
dan tilawah terbanyak dari Kecamatan Baitussalam yang menjadikan kecamatan
tersebut sebagai juara umum pada Musabaqah Tilawatil Alquran (MTQ) Kabupaten
Aceh Besar beberapa tahun silam. Tak hanya disitu saja, enam santri Darul
Muttaqin terpilih untuk mewakili Aceh Besar pada MTQ tingkat Provinsi Aceh.
Prestasi mentereng lainnya yang berhasil tercatat adalah pernah mengantarkan
salah satu santrinya yang bernama Ahmad Rajul Fuzari sebagai juara tiga MTQ
Nasional ke 25 yang diselenggarakan di Kota Mataram pada tahun 2016.
Sedangkan
untuk lokasinya sendiri, Balai pengajian ini bisa dibilang cukup jauh dari ibu
kota Provinsi Aceh. Banda Aceh. Jaraknya berkisar 20 - 25 kilometer dari pusat
kota atau bisa ditempuh selama kurang lebih 40 menit dengan menggunakan sepeda
motor. Tak perlu takut akan kemacetan. Begitu memasuki Jembatan Krung Cut. Anda
tak akan menjumpai lampu lalu lintas lagi. Gampong Lam Ujong terletak diantara
Gampong Labuy dan Lamnga. Dayah Darul Muttaqin berada kurang lebih 500 meter
dari pintu gerbang Gampong Lam Ujong
Komentar
Posting Komentar